Selasa, 19 Maret 2019

Tugas Jembatan Pak I Kadek Bagus Widana Putra


Tugas Jembatan

1.           Syarat-syarat perencanaan jembatan yang layak untuk
Struktur jembatan yang berfungsi paling tepat untuk suatu lokasi tertentu adalah yang paling baik memenuhi pokok-pokok perencanaan jembatan yang meliputi:
A.   Kekuatan dan stabilitas struktur (structural safety).
B.   Keawetan dan kelayakan jangka panjang (durability).
C.   Kemudahan pemeliharaan (maintain ability).
D.   Kemudahan pemeriksaan (inspectability).
E.   Kenyamanan bagi pengguna jembatan (ride ability).
F.    Ekonomis.
G.   Kemudahan pelaksanaan.
H.   Estetika.
I.      Dampak lingkungan pada tingkat yang wajar dan cenderung minimal.
                                                                     
2.            Peraturan-peraturan legal dalam perencanaan jembatan

A.   SNI 1725-2016 pembebanan jembatan.
B.   Surat edaran Dirjen Binamarga tentang penyampaian ketentuan desain san Revisi jalan dan jembatan.
C.   Perencanaan dan pelaksaan kontruksi jembatan gantung untuk pejalan kaki.
D.   Rancangan 3 penyambunagan Tiang pancang Beton pracetak untuk pondasi jembatan
E.   RSNI T 12-2004 Perencaan struktur beton untuk jembatan
F.    RSNI T-02-2005 Standar pembebanan untuk jembatan
G.   RSNI T-03-2005 Perencanaan struktur baja untuk jembatan
H.   SNI 2451-2008 Spefikasi pilar dan kepala jembatan sederhana bentang 5m sampai dengan 25 m dengan pondasi tiang pancang,
I.      SNI 2833-2008 Standar perencanaan tahan gempa untuk jembatan
J.    SNI 6747-2002 Tata cara perencaan teknis pondasi tiang untuk jembatan.
K.   Surat edaran mentri PU 07SEM2015 Pedoman persyaratan umum perencanaan jembatm.
L.    Surat edaran Direktorat jendral bina Marga tentang tata cara pengecatan elemen jembatan.




3.        Bagian-bagian dari kontruksi jembatan

Kontruksi Bangunan Atas (Superstructures)
     Sesuai dengan istilahnya, bangunan atas berada pada bagian atas suatu jembatan, berfungsi menampung beban-beban yang ditimbulkan oleh suatu lintasan orang, kendaraan, dll, kemudian menyalurkan pada bangunan bawah kontruksi bangunan atas meliputi:
  1.    Trotoar, yaitu jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalanan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasaan jalan untuk menjamin keamanan pejalan kaki yang bersangkutan. Bagian dari trotoar meliputi:
·         Sandaran dan tiang sandaran
·         Peninggian trotoar
·         Kontruksi trotoar
  2.    Lantai kendaraan dan lapis perkerasan
  3.    Balok diafragma/ikatan melintang
  4.    Balok gelagar
  5.    Ikatan pengaku (ikatan angina, ikatan rem, ikatan tumbukan)
  6.    Perletakan (rol dan sendi)


Kontruksi bangunan bawah (substructures)
             Bangunan bawah pada umumnya terletak di sebelah bawah bangunan aas. Fungsinya untuk menerima beban-beban yang di berikan bangunan atas dan kemusian menyalurkan kepondasi, beban tersebut selanjutnya oleh pondasi disalurkan ke tanah.
Kontruksi bangunan bawah meliputi :

1.    Pangkalan jembatan (abutment dan pondasi )
2.    Pilar (pile cap dan pondasi)
Kontruksi bangunan pengaman
     Bangunan pelengkap pada jembatan adalah bangunan yang merupakan pelengkap dari kontruksi jembatan yang fungsinya untuk pengamanan terhadap struktur jembatan secara keseluruhan dan keamanan terhadap pemakaian jalan. Macam-macam bangunan pelengkap:
·           Saluran drainase
·           Jalan pendekat
·           Talut
·           Patok penuntun
·           Lampu penerangan
·           Trotoar

1.    Bentuk-bentuk jembatan
A.   Jembatan lengkung (Arch Brige)


B.   Jembatan Rangka (Truss Brige)



C.   Jembatan kantilever (Cantilever Bridge)





D.   Jembatan gantung (Suspension bridge)



E.   Jembatan cabel stayed



1.    Beban –beban yang bekeja dalam perencanaan struktur jembatan

1.    Beban primer
A.   Beban mati, adalah semua muatan yang beraal dari berat sendiri jembatan atau bagian jembatan yang ditinjau, termasuk segala unsur tambahan tetap yang dianggap merupakan satu satuan dengan jembatan (sumatri, 1989). Dalam mentukan besarnya muatan mati harus di pergunakan ilia berat volume untuk bahan-bahan bangunan.
B.   Beban hidup, yang termasuk beban hidup adalah beban dari berat kendaraan-kendaraan bergerak lalu lintas dan atau pejalan kaki yang berjalan di jembatan.
C.   Beban kejut, diperhitungkan pengaruh getaran-getaran dari pengaruh dinamis  lainnya.

2.    Beban Skunder
A.   Beban gaya rem(TB), pengaruh pengereman dari lalu-lintas diperhitungkan sebagai gaya dalam arah memanjang dan dianggap bekerja pada permukaan lantai jembatan.
B.   Gayaa akibat perbedaan suhu,untuk memperhitungkan tegangan maupun deformasi struktur yang timbul akibat pengaruh tempratur, diambil perbedaan tempratur yang besarnya setengah dari selisih antara tempratur maksimum dan tempratur minimum rata-rata pada lantai jembatan.
C.   Beban gempa (EQ)
D.   Beban angina (EW)






ADRI GUSTANU
3TA04
10316249

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar